NKRI harga mati
mari kita instropeksi diri
Dari sabang sampai merauke membentuk diagonal
masyarakat indonesia perlu integrasi Nasional
Berjajar pulau-pulau diapit 2 Benua
berbeda-beda tetapi tetap satu jua
Kadang kita tidak menyadari bahwa kita sendiri merupakan
penyebab terjadinya perpecahan ini. Seperti halnya kacang lupa kulitnya, semut
diseberang lautan kelihatan gajah dipelupuk mata tak kelihatan. Nabi Muhammad
saja tidak pernah mencela makanan, kalau suka ya dimakan, kalau tidak suka ya
ditinggalkan. Tapi kita ini biasanya bangga akan kekritisan kita. Suka mencela,
mengkritik yang tidak membangun ujung-ujungnya ghibah, fitnah, tambah dosa lagi
yang paling parah sudah salah malah marah-marah.
Perlu kita sadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang kudu
berinteraksi dengan manusia lainnya. Oleh karena itulah perlunya kita bergaul
dengan lingkungan sosial kita untuk mewarnai dunia ini. Semakin banyak teman,
semakin berwarna pula kehidupan ini.
Eitssss, tidak semua warna itu jika dicampur indah lho.
Makanya kita perlu memilah dan memilih teman kita, apalagi sahabat. Inilah
perumpamaannya:
Telah bersabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Al- Bukhari & Muslim: "Maksudnya perumpamaan teman yg baik & teman yang tidak baik ialah umpama wangi-wangian dan tukang besi. Adapun pembawa wangi-wangian, sama ada dia memberinya sedikit ataupun anda membeli daripadanya sedikit ataupun kamu dapat mencium daripadanya bau yang wangi. Manakala tukang besi, sama ada dia membakar bajunya ataupun kamu akan mencium daripadanya bau- bauan yang busuk. "
Teman sangat berpengaruh terhadap kehidupan dunia dan akhirat kita.
Bergaullah dengan teman yang sholih, insyaalloh kamu akan menjadi sholih. Tapi
jika kamu bergaul dengan orang yang salah, maka minimal kamu akan dibiarkan
jika berbuat salah. kepeduliannya mereka kepada kita menujukkan betapa tulusnya cinta mereka kepada kita.
Dari Nu’man bin Basyir r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang di antara mereka adalah seumpama satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit maka mengakibatkan seluruh tubuh menjadi demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim)
Teman sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita, apalagi sahabat. Sahabat terdekat adalah karib kerabat, apalagi orang tua sang teladan kita. Pembentuk mental dan karakter anak untuk masa depannya, orang yang paling berjasa. Maka dari itu kita diwajibkan untuk berbakti kepadanya.
Pernahkan anda mendengar penyataan orang tua yang melihat
anaknya yang bejat “bagaimana kamu tidak bejat, lha wong teman-temanmu bejat
semua”. Marilah saudara-saudaraku seiman, bukannya kita membatasi pergaulan
kita. Namun pilah dan pilah sahabat kita, kita boleh berteman biasa, saling
sapa, balas senyum dsb. Tapi kalau urusan agama yang fundamental buatlah
pondasi sekuat-kuatnya dengan teman yang sholih. Orang waspada adalah yang
hati-hati dalam tindakannya.
“Seseorang itu adalah
mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang
menjadi temannya. ” (HR. Abu Daud).
Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat
wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu
agama, melihat gerak-geriknya teringat mati.
Persatuan diantara keduanya sungguhlah erat.
Apalagi yang diniatkan karena Alloh. Saling bantu-bantunya berpahala, tolong
menolong apalagi berbagi ilmu. Mari kita manfaatkan kehidupan di dunia ini
untuk kehidupan diakhirat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Amal Sholih, Jangan Lupa Meninggalkan Pesan ^_^