Salah Satu Adegan Dalam Pagelaran Drama
Jika kehidupan di dunia
ini diibaratkan sebuah pagelaran drama, kita adalah para pemain yang memiliki
karakter dan dapukan masing-masing. Improvisasi diperbolehkan asalkan tidak menyimpang
dari naskah yang sudah digariskan / diberitahukan / diarahkan / ditunjukkan
oleh sutradara (ALLOH Subhanahu Wa Ta’ala lewat Al-Qur’an dan Al-Hadits).
Yang menjadi pertanyaan sekarang ?????
Bagaimana kita bisa menjadi seorang aktor / Pemain
yang ahli dan berperan benar jika tidak ada teladan sebelumnya.....
Untuk itulah Alloh menyiapkan Rosululloh Sholallohu
’Alaihi Wasalam untuk diikuti lewat sunahNya.
Kita pun diberikan batas waktu pementasan di
panggung kehidupan dengan rentang waktu dari lahir sampai ajal menjemput. Ada yang Cuma beberapa menit, jam, hari,
pekan, bulan, tahun tampil di panggung pementasan. Namun ada pula yang tidak
tahu berapa lama dia tampil (lupa kali ya ???).
Ada yang berperan
banyak (Fastabikul Khoirot), sedang-sedang (Muqtasidah), dan adapula yang
menganiaya dirinya sendiri (Dolimunafsi). Tentu kita sebagai pemain yang
melakukan peran tersebut. Harusnya kita bisa melakukan peran yang banyak, untuk
lebih banyak pula mendapat reward dari Sutradara nantinya.
Adegan yang biasanya dinanti oleh para MUDA-MUDI adalah
pementasan membina rumah tangga, yang sebelumya harus diawali dengan yang
namanya ta’aruf.
Eiiittssssss, apa itu ta’aruf. Bisa dimakan gag
ya??? (kayak makanan saja)
Jangan menyalah artikan ta’aruf nah.
Sangat berbeda dengan yang namanya PA-CA-RAN. Masih ingatkan nasihat dari
pembina MUDA-MUDI kita, bahwa didalam Al-Qur’an tidak ada yang namanya
P.A.C.A.R.A.N. dan Beliau juga berpesan bahwa NIKAH muda itu lebih mulia
daripada P.A.C.A.R.A.N. “ NIKAH YES
PACARAN NO !!!” jadi mau tunggu apalagi para MUDA-MUDI.. Ayooooooooo Buruan,
jangan sampai ketinggalan (menyesal lho nanti)
“Kembali ke ------ NASKAH”
SO..perlu dijelaskan apa itu ta’aruf..
Makna asli yang terkandung dalam Al-Quran, surat al-Hujurât [49], ayat 13: “Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku li ta‘ârafû (supaya kamu saling kenal). Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”.
Ta’aruf adalah sebuah
adegan yang dipentaskan oleh 2 oknum atau lebih yaitu MUDA dan MUDI, dengan
bantuan aktor figuran sebagai perantara untuk meluruskan tujuan dan niat MUDA
MUDI tersebut. Yang mana Ta’aruf merupakan media syar`i yang dapat digunakan
untuk melakukan pengenalan dan pendekatan (PdKt kaleee) terhadap calon
pasangan supaya saling mengenal. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya
terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut
masing-masing pihak cukup penting. Ingat.. ingat bukan untuk main main ya..
Nah…
Berarti masalahnya sekarang ada pada bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dan yakin dengan kita ?
Berarti masalahnya sekarang ada pada bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dan yakin dengan kita ?
Bingung, malu,
pusing... gimana caranya ?
Nyantai aja, semua itu telah diatur dalam QUR’AN HADITS kok,
karena caranya bisa dengan proses ta’aruf.
Apa sih yang harus dilakukan dalam ta’aruf ? (kita
bisa lihat tips-tips berikut ini)
Ta’aruf sering diartikan
‘perkenalan’, kalau dihubungkan dengan pernikahan maka ta’aruf adalah proses
saling mengenal antara calon laki-laki dan perempuan sebelum proses pernikahan.
Karena itu perbincangan dalam ta’aruf menjadi sesuatu yang penting sebelum
melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon pasangan dapat
saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya.
Tanpa perlu
berpanjang lebar, langsung ja yuk kita ngomongin apa yang kudu dipersiapkan
sebelum memulai ta’aruf ???
1. Niat
Melaksanakan ta’aruf niatkanlah karena Allah Subhanallohu Wa Ta’ala. Berdasarkan dalil, Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
1. Niat
Melaksanakan ta’aruf niatkanlah karena Allah Subhanallohu Wa Ta’ala. Berdasarkan dalil, Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
Ayo niatkan nikah karena alloh.
Biar alloh memberikan kebarokahan dalam pernikahan itu.
2. Kriteria calon pasangan
kalau kita sudah siap untuk menikah, tentukan dulu kriteria pasangan kita. Tentunya yang harus paham agama ya, berakhlakul karimah, dan mandiri (kayak target bapak imam ja). Kalau masalah cantik, kaya dan sebangsanya itu mah relatif.
kalau kita sudah siap untuk menikah, tentukan dulu kriteria pasangan kita. Tentunya yang harus paham agama ya, berakhlakul karimah, dan mandiri (kayak target bapak imam ja). Kalau masalah cantik, kaya dan sebangsanya itu mah relatif.
3. Kesiapan diri (mental dan fisik) dan materi
Tidak semua orang menilai dari materi kok. yang penting disini niat kita.
Kan Allah telah berjanji :" menikahlah kalian maka kalian akan menjadi kaya." (hmm.... kaya tidak harus diukur dari sisi materikan?)
Tapi insya Allah jika tekun, berusaha dan tidak hanya berdiam diri maka insya Allah akan menjadi kaya. Setidaknya kaya hati lah, yang diliputi dengan sifat sabar, qona’ah dan tawakal.
Tidak semua orang menilai dari materi kok. yang penting disini niat kita.
Kan Allah telah berjanji :" menikahlah kalian maka kalian akan menjadi kaya." (hmm.... kaya tidak harus diukur dari sisi materikan?)
Tapi insya Allah jika tekun, berusaha dan tidak hanya berdiam diri maka insya Allah akan menjadi kaya. Setidaknya kaya hati lah, yang diliputi dengan sifat sabar, qona’ah dan tawakal.
4. Usaha dan Do’a
Setelah tahap-tahap diatas dilalui, yang harus ditambah yaitu usaha. Perbaiki dan jaga kualitas ibadah kepada Allah Subhanallohu Wa Ta’ala. Karena Allah Subhanallohu Wa Ta’ala “pemegang kunci” keberhasilan hidup kita. Sering2 introspeksi diri tentang step2 atau langkah2 yang akan dipilih nanti, dimana biasanya ujian akan semakin berat ketika memasuki step ta’aruf dan setelahnya, harus banyak belajar seni jaga hati gitu. Dan jangan lupa berdo’a. Karena yang bisa merubah qodar hanyalah do’a.
5. Tawakal
Hal Yang terakhir dilakukan adalah Menyerahkan semuanya kepada Alloh, jika memang jodoh insyaAlloh tidak akan kemana. Kalau bukan jodoh InsyaAlloh ada yang lain yang lebih baik. Husnudzon saja kepada Alloh. Alloh Maha Mengetahui.
Setelah tahap-tahap diatas dilalui, yang harus ditambah yaitu usaha. Perbaiki dan jaga kualitas ibadah kepada Allah Subhanallohu Wa Ta’ala. Karena Allah Subhanallohu Wa Ta’ala “pemegang kunci” keberhasilan hidup kita. Sering2 introspeksi diri tentang step2 atau langkah2 yang akan dipilih nanti, dimana biasanya ujian akan semakin berat ketika memasuki step ta’aruf dan setelahnya, harus banyak belajar seni jaga hati gitu. Dan jangan lupa berdo’a. Karena yang bisa merubah qodar hanyalah do’a.
5. Tawakal
Hal Yang terakhir dilakukan adalah Menyerahkan semuanya kepada Alloh, jika memang jodoh insyaAlloh tidak akan kemana. Kalau bukan jodoh InsyaAlloh ada yang lain yang lebih baik. Husnudzon saja kepada Alloh. Alloh Maha Mengetahui.
INGAAAAAAAT!!!
Pementasan
diatas adalah sebagian dari skip yang sudah dibuat (qodar). Dan tetap ingatlah
dalil yang menunjukkan bahwa kita hidup di panggung pementasan ini untuk
mengabdi kepada sang sutradara (ALLOH subhanahu wa ta’ala) “Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzariyat : 51) Ayat 56
Karena Di akhir pertunjukan Sang Sutradara yang Maha
Adil memberikan ganjaran atas performa yang kita tunjukkan saat pementasan
berlangsung yang dibuktikan dengan video yang diputar ulang dan ditonton
seluruh pemain lengkap dengan penonton seluruh dunia.
Ada pemain yang
dimurkai karena terlalu fokus pada properti, ada pula yang penjilat, Cuma ingin
dikenal banyak penonton, banyak melakukan deviasi. Tanpa memperdulikan arahan
dan petunjuk sutradara sampai lupa perannya. Maka ganjaran baginya adalah
menginap gratis di “JAHIM COTTAGE, HUTHOMAH COTTAGE, JAHANNAM COTTAGE dan COTTAGE-COTTAGE yang lain”.
Sebaliknya, ada
pemain yang sangat sadar dengan perannya, memberikan performa terbaiknya dengan
mengikuti contoh-contoh pemain terbaik yang telah ada dengan arahan sutradara
yang termaktub dalam skrip indahnya. Hubungan komunikasi dan kedekatan dengan
sutradara pun setiap waktu dijaga agar sang sutradara semakin senang dan
mencintainya. Sang sutradarapun bukan hanya memberikan kasih sayangNya, namun
juka menyediakan bonus berupa penginapan abadi “HOTEL DARUSSALAM, HOTEL FIRDAUS
dan masih banyak HOTEL-HOTEL yang lain”.
Penulis mengajak
kembali kepada pembaca untuk menata hidup kita masing-masing untuk masa depan
yang abadi, semoga kita masuk surga dan selamat dari neraka. Dan Semoga kita segera
dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan dalam kebahagiaan, keharmonisan,
keromantisan, kerukunan, kekompakan, dan kebarokahan yang tak putus-putusnya
mengisi rongga kehidupan rumah tangga.
Kalaupun nanti ada air mata yang menetes,
semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda kesyukuran kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala karena Ia telah memberikan pasangan hidup yang selalu bersama mengharap
keridhoan-Nya, aamiiiiiin.
بارك الله لك
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Amal Sholih, Jangan Lupa Meninggalkan Pesan ^_^