Menurut istilah syar’i, maka hadiah
ialah menyerahkan suatu benda kepada seorang tertentu agar terwujudnya hubungan
baik dan mendapatkan pahala dari Allah tanpa adanya permintaan dan syarat.
Hadiah juga merupakan pemberian kepada orang lain sebagai penghargaan atau
penghormatan.
Perlu diketahui juga istilah-istilah
lain yang hampir sama pengertiannya dengan hadiah, pada intinya adalah
memberikan sesuatu kepada orang lain. Yaitu adalah hibah, hadiah, pemberian
(athiyah) dan shadaqah. Diantara empat perkara tersebut yang membedakan adalah
niat, orang yang diberi dan apa yang diberikan.
Shodaqoh adalah pemberian kepada
orang lain hanya mengharapkan pahala Akhirot, tanpa mengharap balasan dari orang
yang diberi, diberikan kepada seseorang yang membutuhkan dan dalam rangka
mencari wajah Allah Ta’ala. Sedangkan hadiah diberikan kepada orang yang fakir ataupun
orang kaya, dan diniatkan untuk menghargai atau menghormati, meraih rasa cinta
dan membalas budi atas hadiah yang diberikan (sebelumnya). Dan terkadang
pemberian hadiah itu juga bertujuan untuk mencari wajah Allah. Adapun hibah dan
athiyah, hibah adalah pemberian kepada orang lain tanpa meminta imbalan dan
yang ditujukan untuk menambah rasa cinta dan kasih sayang (umumnya berupa
sesuatu yang istimewa / berharga / permanen) sedangkan athiyah adalah pemberian
kepada orang lain orang tanpa mengharapkan balasan dan sifatnya lebih umum
daripada hibah, hadiah maupun shodaqoh.
Sebagai peserta didik pada waktu itu aku punya tugas JAGA BARAK. Salah satu kewajiban dalam sekolah kedinasan. Ya bisa dikatakan sebagai “office boy”,hehe. Diwaktu pagi menghidupkan lampu, membangunkan teman, mengeluarkan capstok (tempat jemuran pribadi) 1 barak, membuang sampah, menyapu dan mengepel. Asik, seru, menyenangkan dan tentunya melelahkan.
Matahari sudah mulai nampak, barak terlalu luas, ada kumpul jam 8 lagi, kewajiban belum selesai. Hemmmmm.
08.30 WIB
alhamdulillah akhirnya selesai juga. Akupun mandi, setelah mandi aku menyempat-nyempatkan melakukan yang sudah biasanya kurutinkan.
09.00 WIB
aku turun kebawah untuk kumpul. Rencananya sih acara makan-makan karena syukuran Kami (tingkat 4) telah diangkat menjadi pegawai. Sehubungan dengan belum makan pagi juga akupun semangat. Lapar tau.. Akupun teringat waktu itu ada Ngaji jam 9.30. akupun jadi tergesa-gesa. Setelah makan akupun langsung pamit, SMP (setelah makan Pulang) hehehe.
Isu-isu tidak ada pesiar, kamipun bingung keluar atau tidak. Karena tempatnya jauh dan waktu yang tidak memungkinkan, kamipun akhirnya tidak jadi keluar :’(
Tapi tidak putus asa akupun tetap memanfaatkan waktu luang itu untuk hal-hal yang bermanfaat. (Ayo teman jangan sampai waktumu tidak bermanfaat)
12.00 WIB
Ding dung ding dung
“pengumuman ditujukan kepada satuan wasana praja, pesiar dilaksanakan setelah makan siang menggunakan pakaian dinas pesiar (PDP). Sekali lagi ditujukan kepada satuan wasana praja, pesiar dilaksanakan setelah makan siang menggunakan pakaian dinas pesiar.”
Alhamdulillah. Akupun makan langsung menggunakan (PDP) karena sudah ku siapkan dari tadi pagi. Rencanakupun membeli barang-barang yang akan kubungkus rapi yang insyaalloh akan kuberikan kepada guruku untuk penghargaan dan penghormatanku atas semuanya yang telah diberikan kepadaku. Semoga manfaat dan Barokah. Aamiiiin. Oleh karena aku mau beli barang-barang nanti ketika pesiar. Makanya aku berharap ada pesiar, dan Allohpun mengabulkannya. Alhamdulillah
14.00 WIB
Aku Pesiar mencari barang-barang untuk Hadiah Guruku
Hadiah dalam kehidupan antar individu dan komunitas manusia memiliki pengaruh yang signifikan untuk terwujudnya ikatan dan hubungan sosial. Dengan hadiah, terwujudlah kesempurnaan untuk meraih kecintaan, kasih sayang, sirnanya kedengkian, dan terwujudnya kesatuan hati.
Hadiah merupakan bukti rasa cinta dan bersihnya hati, padanya ada kesan penghormatan dan pemuliaan. Dan oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima hadiah dan menganjurkan untuk saling memberi hadiah serta menganjurkan untuk menerimanya.
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,
“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al Bukhari)
_________________________________________________________________________
Bingung mau cari dimana barang ini? tidak tahu tempat, tidak ada kendaraan pribadi waktunya singkat lagi. Kalau sudah niat, ya tetap diusahakan sak pol kemampuan. Satu demi satu barang itu akhirnya kuperoleh. Apalagi yang Cuma di depan kampus.
Tapi barang yang tidak pernah ku beli sebelumya disini membuatku bingung. Malu bertanya, Tapi tetap aku beranikan diri ini. Toh juga ndak kenal.
“teh mau tanya, Kalau cari “barang ini” dimana ya?”
“oh, di dekat UNPAD (Universitas Padjajaran) ada sepertinya, disana lebih murah”
“terima kasih teh” (dimana itu??) Dalam benakku menggerutu
Langit semakin mendung, Akhirnya aku ke kos-kosan karena di dekat sana ada juga barang yang mau kubeli.
Rintik-rintik hujanpun datang. Aku berganti pakaian “preman” agar lebih aman dan nyaman. Walaupun hujan tidak jadi rintangan..
Singkat cerita . . .
Aku naik angkot untuk mencari 2 barang lagi. Ku tengok kanan dan kiri. Ada swalayan, mall, toko, pasar coba ku masuki. Aku bertanya kesana kesini. Alhamdulillah ada tempat yang berjualan. Aku bertanya, bernegosiasi, memilih, menawar. Sampai-sampai ditanya, dinasihati. Malu banget. Akupun hanya bisa tersenyum lebar. Namun hari itu kurang 1 barang yang kudapatkan. Rencananya sih mau langsung dibungkus dan dikirim. Tapi, Alloh berencana lain.
***
Disunnahkan membalas pemberian hadiah dengan yang semisalnya atau dengan
sesuatu yang lebih afdhal dari hadiah tersebut, maka apabila dia tidak mampu
untuk membalasnya, hendaknya dia menyanjung sang pemberi hadiah dan mendoakan kebaikan
untuknya dengan ucapan, “Jazaakallahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan
kebaikan),”.dari Usamah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang diberikan sesuatu kebaikan, lalu dia ucapkan ‘Jazakallahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)’ kepada orang yang memberi kebaikan. Maka sungguh dia benar-benar telah berterimakasih kepadanya.” (HR. At Tirmidzi)
Dari hadits ini nampak jelas bagi kita bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam di dalam membalas pemberian hadiah dengan semisalnya dan bahwasanya sudah sepantasnya berterimakasih kepada si pemberi hadiah, memujinya dan mendo’akan kebaikan untuknya, dikarenakan tidaklah dikatakan bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterimakasih kepada manusia.
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ
يَشْكُرُ النَّاسَ
Tidak bersyukur kepada Allah, siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad)
Tidak bersyukur kepada Allah, siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad)
Kamis, 24 Januari 2013
Libuuuuuuuuuuuuur
Tanggal merah. Kamipun ikut libur. Alhamdulillah ada pesiar bagi Nindya dan Wasana Praja Putra. Akupun Memanfaatkan waktu untuk mencari barang yang kurang.
Alhamdulillah akhirnya dapat. Tinggal dibungkus deh, lalu dikirim.
Jum’at, 25 januari 2013
Setelah Jum’atan aku bungkus dan kirim.
_________________________________________________________________________________
Jum’at, 4 januari 2013
jum’at, 11 Januari 2013 ???
Jum’at, 18 januari 2013
Jum’at, 25 Januari 2013
jum’at, 11 Januari 2013 ???
Jum’at, 18 januari 2013
Jum’at, 25 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Amal Sholih, Jangan Lupa Meninggalkan Pesan ^_^