Rabu, 06 Februari 2013

Hemat Bukan Pelit

Ada sejumlah keluarga di sebuah desa yang cukup kecil. Hiduplah sebuah  keluarga yang sederhana. Mulai dari rumah yang sederhana, kendaraaan yang sederhana, pakaian yang sederhana dan kehidupan sekaligus penghidupan yang sederhana. Tercipta keharmonisan rumah tangga karena kesederhanaan cinta dan kasih sayang diantara mereka.

Ketika perekonomian semakin lebih baik karena nikmat dari Tuhan yang diberikan kepada mereka. Tak merubah kesederhanaan di Rumah tangga mereka. Sehingga kehidupan yang bahagia diperoleh mereka.
Tak seperti dengan jaman sekarang. Dengan teknologi dan informasi sekarang ini. Sudah banyak bangunan-bangunan tinggi berdiri. Berbagai macam kendaraan sudah dimiliki. Tren pakaian silih berganti. Kehidupan penuh gengsi, iri, dengki, lirik sana lirik sini. Kenyamanan tidak terpancar. Kebahagiaan tidak didapatkan dan kebarokahanpun menghilang. Itulah akhir jaman.

Dalam kehidupan sering kita jumpai. Berbagai macam model kehidupan. Ada yang boros, irit, hemat, pelit, hutang kanan kiri, sederhana sampai ada yang meminta-minta. Sungguh miris rasanya.

Wahai manusia, sesungguhnya engkau harus bekerja keras (sungguh-sungguh dan tekun) menuju keridhoan Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya” (Al-Insyiqaq;6).

”Berusahalah kamu untuk duniamu, seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari” (HR Ibnu Asakir)

Sebagai manusia kita memang punya qodar masing-masing. Tapi hal tersebut tidak boleh kita jadikan alasan untuk bermalas-malasan tidak bekerja. Menggantungkan kehidupan dengan orang lain.

Ada yang lebih memilih meminta-minta dari pada bekerja
Ada yang lebih memilih meminta dengan cara meminjam dari pada beli sendiri
ada pula yang memilih mencuri daripada bekerja sendiri
ada pula yang pinjam barang tak kembali
ada lagi yang hutang tidak dibayar-bayar

Ingat-ingat

“Lelaki yg mencuri dan wanita yg mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yg mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS al-Maidah 5; 38)

"Lebih baik seseorang bekerja dengan mengumpulkan seikat kayu bakar di punggungnya dibanding dengan seseorang yang meminta-minta (mengemis) lantas ada yang memberi atau enggan memberi sesuatu padanya." (HR. Bukhari)

Bekerja keras dengan menggunakan tangan, itu adalah salah satu pekerjaan terbaik bahkan inilah cara kerja para nabi 'alaihimush sholaatu wa salaam. Dari Al Miqdam, dari Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,
"Tidak ada seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan hasil kerja keras tangannya sendiri. Dan Nabi Daud 'alaihis salam makan dari hasil kerja keras tangannya." (HR. Bukhari )

Ancaman Bagi Pengemis
Dari 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jika seseorang meminta-minta (mengemis) pada manusia, ia akan datang pada hari kiamat tanpa memiliki sekerat daging di wajahnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Hubsyi bin Junadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa meminta-minta padahal dirinya tidaklah fakir, maka ia seakan-akan memakan bara api." (HR. Ahmad 4/165. Syaikh Syu'aib Al Arnauth berkata bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lain)

Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Meminta-minta adalah seperti seseorang mencakar wajahnya sendiri kecuali jika ia meminta-minta pada penguasa atau pada perkara yang benar-benar ia butuh." (HR. An Nasai, At Tirmidzi, dan Ahmad Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Hanya tiga orang yang diperkenankan boleh meminta-minta sebagaimana disebutkan dalam hadits Qobishoh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Wahai Qobishoh, sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali untuk tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata, 'Si fulan benar-benar telah tertimpa kesengsaraan', maka boleh baginya meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain ketiga hal itu, wahai Qobishoh adalah haram dan orang yang memakannya berarti memakan harta yang haram." (HR. Muslim no. 1044)

Semua itu akan dipertanggung jawabkan. Apalagi meminta jawaban teman untuk mengisi jawabannya saat ujian. Memang semua terasa fana. Tidak terlihat nyata di dunia. Tapi tidaklah kalian beriman terhadap sunah rosulmu dan firman-firman-Nya.

Kita boleh berhemat. Namun hemat bukan berarti pelit. Agar lebih hemat, dibiasakan minta-minta. Agar lebih hemat, pinjam temannya. Dan masih banyak hal macam yang lainnya. Sampai-sampai takut mengeluarkan uang untuk infaq fisabilillah. Padahal sebenarnya kekayaan di dunia ini bukanlah milik kita. Toh ketika kita mati nanti itu tidak akan kita bawa. Yang kita infaqkan itulah milik kita sob. Ayo perbanyak simpanan kita untuk di akhirat kelah. Kita boleh berhemat namun bukan berarti pelit. Kerjakan karena Alloh mugi-mugi Alloh paring Barokah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amal Sholih, Jangan Lupa Meninggalkan Pesan ^_^