Ada sejumlah keluarga di sebuah desa yang cukup kecil. Hiduplah
sebuah keluarga yang sederhana. Mulai dari rumah yang sederhana,
kendaraaan yang sederhana, pakaian yang sederhana dan kehidupan
sekaligus penghidupan yang sederhana. Tercipta keharmonisan rumah tangga
karena kesederhanaan cinta dan kasih sayang diantara mereka.
Ketika perekonomian semakin lebih baik karena nikmat dari Tuhan yang
diberikan kepada mereka. Tak merubah kesederhanaan di Rumah tangga
mereka. Sehingga kehidupan yang bahagia diperoleh mereka.
Tak seperti dengan jaman sekarang. Dengan teknologi dan informasi
sekarang ini. Sudah banyak bangunan-bangunan tinggi berdiri. Berbagai
macam kendaraan sudah dimiliki. Tren pakaian silih berganti. Kehidupan
penuh gengsi, iri, dengki, lirik sana lirik sini. Kenyamanan tidak
terpancar. Kebahagiaan tidak didapatkan dan kebarokahanpun menghilang.
Itulah akhir jaman.
Dalam kehidupan sering kita jumpai. Berbagai macam model kehidupan.
Ada yang boros, irit, hemat, pelit, hutang kanan kiri, sederhana sampai
ada yang meminta-minta. Sungguh miris rasanya.
Wahai manusia, sesungguhnya engkau harus bekerja keras
(sungguh-sungguh dan tekun) menuju keridhoan Tuhanmu, maka pasti kamu
akan menemui-Nya” (Al-Insyiqaq;6).
”Berusahalah kamu untuk duniamu, seakan-akan kamu akan hidup
selamanya, dan berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati
esok hari” (HR Ibnu Asakir)
Sebagai manusia kita memang punya qodar masing-masing. Tapi hal
tersebut tidak boleh kita jadikan alasan untuk bermalas-malasan tidak
bekerja. Menggantungkan kehidupan dengan orang lain.
Ada yang lebih memilih meminta-minta dari pada bekerja
Ada yang lebih memilih meminta dengan cara meminjam dari pada beli sendiri
ada pula yang memilih mencuri daripada bekerja sendiri
ada pula yang pinjam barang tak kembali
ada lagi yang hutang tidak dibayar-bayar
Ingat-ingat
“Lelaki yg mencuri dan wanita yg mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yg mereka kerjakan dan sebagai siksaan
dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS al-Maidah
5; 38)
"Lebih baik seseorang bekerja dengan mengumpulkan seikat kayu
bakar di punggungnya dibanding dengan seseorang yang meminta-minta
(mengemis) lantas ada yang memberi atau enggan memberi sesuatu padanya." (HR. Bukhari)
Bekerja keras dengan menggunakan tangan, itu adalah salah satu
pekerjaan terbaik bahkan inilah cara kerja para nabi 'alaihimush
sholaatu wa salaam. Dari Al Miqdam, dari Rasul shallallahu 'alaihi wa
sallam, beliau bersabda,
"Tidak ada seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari
makanan hasil kerja keras tangannya sendiri. Dan Nabi Daud 'alaihis
salam makan dari hasil kerja keras tangannya." (HR. Bukhari )
Ancaman Bagi Pengemis
Dari 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jika seseorang meminta-minta (mengemis) pada manusia, ia akan datang pada hari kiamat tanpa memiliki sekerat daging di wajahnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Hubsyi bin Junadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa meminta-minta padahal dirinya tidaklah fakir, maka ia seakan-akan memakan bara api." (HR. Ahmad 4/165. Syaikh Syu'aib Al Arnauth berkata bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lain)
Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Meminta-minta adalah seperti seseorang mencakar wajahnya sendiri
kecuali jika ia meminta-minta pada penguasa atau pada perkara yang
benar-benar ia butuh." (HR. An Nasai, At Tirmidzi, dan Ahmad Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Hanya tiga orang yang diperkenankan boleh meminta-minta sebagaimana
disebutkan dalam hadits Qobishoh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
"Wahai Qobishoh, sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal
kecuali untuk tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang
lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, (2) seseorang yang
ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta
sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa
kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya
berkata, 'Si fulan benar-benar telah tertimpa kesengsaraan', maka boleh
baginya meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta
selain ketiga hal itu, wahai Qobishoh adalah haram dan orang yang
memakannya berarti memakan harta yang haram." (HR. Muslim no. 1044)
Semua itu akan dipertanggung jawabkan. Apalagi meminta jawaban teman
untuk mengisi jawabannya saat ujian. Memang semua terasa fana. Tidak
terlihat nyata di dunia. Tapi tidaklah kalian beriman terhadap sunah
rosulmu dan firman-firman-Nya.
Kita boleh berhemat. Namun hemat bukan berarti pelit. Agar lebih
hemat, dibiasakan minta-minta. Agar lebih hemat, pinjam temannya. Dan
masih banyak hal macam yang lainnya. Sampai-sampai takut mengeluarkan
uang untuk infaq fisabilillah. Padahal sebenarnya kekayaan di dunia ini
bukanlah milik kita. Toh ketika kita mati nanti itu tidak akan kita
bawa. Yang kita infaqkan itulah milik kita sob. Ayo perbanyak simpanan
kita untuk di akhirat kelah. Kita boleh berhemat namun bukan berarti
pelit. Kerjakan karena Alloh mugi-mugi Alloh paring Barokah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Amal Sholih, Jangan Lupa Meninggalkan Pesan ^_^