Minggu, 06 Januari 2013

Tragedi Di Stasiun Kereta Api


Handphoneku bergetar ..treeet..treeet..treeet. langsung kuambil HP dari saku celanaku. Seniorku menelepon. Akupun langsung mengangkatnya.
“assalamu’alaikum mas”
      “wa’alaikumsalam, kamu dimana?”
“izin mas, di rumah, ada apa mas?”
      “bisa tolong pesankan tiket kereta api? Soalnya ada temanku mau kesini lalu minta tolong untuk dipesanin tiket”
“Siap mas”
      “kamu tanyakan dulu ada tidak jurusan Jakarta atau Bandung yang lewat Porwokerto”
“eksekutif atau bisnis mas?
      “eksekutif”
“siap mas”

Tanpa berpikir panjang aku langsung bergegas menuju stasiun kediri. Setibanya di stasiun akupun langsung bertanya kepada petugas.
“Mbak, ada tiket ke Bandung/Jakarta yang lewat Purwokerto?”
      “sudah habis mas yang Kereta Api Bima, yang ada Mataremaja tapi lewat Kertosono .”
“berapa harganya mbak”
      “Rp 450.000,-“
(Kertosono adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Nganjuk sebelah Kabupaten Kediri perjalanan +  30 Menit)

Akupun bingung, langsung ku telepon lagi seniorku
“assalamu’alaikum mas”
      “bagaimana?”
“yang ada lewat Kertosono mas harga Rp 450.000,-“
      “sebentar ya saya tanyakan dulu”

Lama aku menunggu, kupandangi disekitarku yang lagi antri tiket untuk perjalanan dekat maupun jauh. Ada yang menunggu kedatangan Kereta api. Ada pula keluarga yang mengantar.

Akhirnya aku menelepon seniorku
“assalamu’alaikum mas, pripun (bagaimana)?”
      “ya pesankan, bilang saja Elga”
“Ada identitasnya mas?”
      “bilang saja Anak SMA Taruna Nusantara, anaknya sedang tidak disini, tidak ada identitasnya”

Akupun ikut antri. Ketika giliranku langsung aku bilang kepada petugas. Kali ini petugasnya Putra
“pak mau pesan tiket untuk jurusan Bandung, atas nama Elga”
      “mana identitasnya?”
“anak  SMA Taruna Nusantara Pak, anaknya lagi tidak disini, jadi tidak ada identitasnya
      “suruh kirim lewat sms saja identitasnya” (sahut Mbak yang pertamakali melayaniku)

Akupun menelepon Lagi
“mas harus ada identitasnya, kartu pelajar atau KTP suruh SMS lewat HP”
      “coba saya tanyakan”

Menunggu lagi. Mungkin banyak orang yang melihatku. Hpku bergetar lagi, akupun langsung mengangkatnya.
“Assalamu’alaikum mas.”
      “wa’alaikumsalam, masak tidak bisa tho. Bilang saja anak kecil atau pakai identitas kamu saja. Nanti adikmu yang masuk”

Dalam hatiku pun aneh. Ada-ada saja orang ini
“akupun mengatakan apa yang dipesankan”
      “tidak bisa mas, kalau tidak punya identitas tidak boleh naik kereta api”

Lalu aku mengabari kepada seniorku bahwa orang yang tidak mempunyai identitas tidak boleh naik Kereta api. Akhirnya diapun menyerah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amal Sholih, Jangan Lupa Meninggalkan Pesan ^_^