Handphoneku bergetar ..treeet..treeet..treeet. langsung
kuambil HP dari saku celanaku. Seniorku menelepon. Akupun langsung
mengangkatnya.
“assalamu’alaikum mas”
“wa’alaikumsalam,
kamu dimana?”
“izin mas, di rumah, ada apa mas?”
“bisa
tolong pesankan tiket kereta api? Soalnya ada temanku mau kesini lalu minta
tolong untuk dipesanin tiket”
“Siap mas”
“kamu
tanyakan dulu ada tidak jurusan Jakarta atau Bandung yang lewat Porwokerto”
“eksekutif atau bisnis mas?
“eksekutif”
“siap mas”
Tanpa berpikir panjang aku langsung
bergegas menuju stasiun kediri. Setibanya di stasiun akupun langsung bertanya kepada
petugas.
“Mbak, ada tiket ke Bandung/Jakarta
yang lewat Purwokerto?”
“sudah
habis mas yang Kereta Api Bima, yang ada Mataremaja tapi lewat Kertosono .”
“berapa harganya mbak”
“Rp
450.000,-“
(Kertosono adalah salah satu
kecamatan di Kabupaten Nganjuk sebelah Kabupaten Kediri perjalanan + 30 Menit)
Akupun bingung, langsung ku telepon
lagi seniorku
“assalamu’alaikum mas”
“bagaimana?”
“yang ada lewat Kertosono mas harga
Rp 450.000,-“
“sebentar
ya saya tanyakan dulu”
Lama aku menunggu, kupandangi
disekitarku yang lagi antri tiket untuk perjalanan dekat maupun jauh. Ada yang menunggu
kedatangan Kereta api. Ada pula keluarga yang mengantar.
Akhirnya aku menelepon seniorku
“assalamu’alaikum mas, pripun
(bagaimana)?”
“ya
pesankan, bilang saja Elga”
“Ada identitasnya mas?”
“bilang
saja Anak SMA Taruna Nusantara, anaknya sedang tidak disini, tidak ada
identitasnya”
Akupun ikut antri. Ketika giliranku
langsung aku bilang kepada petugas. Kali ini petugasnya Putra
“pak mau pesan tiket untuk jurusan
Bandung, atas nama Elga”
“mana
identitasnya?”
“anak SMA Taruna Nusantara Pak, anaknya lagi tidak
disini, jadi tidak ada identitasnya
“suruh
kirim lewat sms saja identitasnya” (sahut Mbak yang pertamakali melayaniku)
Akupun menelepon Lagi
“mas harus ada identitasnya, kartu
pelajar atau KTP suruh SMS lewat HP”
“coba
saya tanyakan”
Menunggu lagi. Mungkin banyak orang
yang melihatku. Hpku bergetar lagi, akupun langsung mengangkatnya.
“Assalamu’alaikum mas.”
“wa’alaikumsalam,
masak tidak bisa tho. Bilang saja anak kecil atau pakai identitas kamu saja. Nanti
adikmu yang masuk”
Dalam hatiku pun aneh. Ada-ada saja
orang ini
“akupun mengatakan apa yang
dipesankan”
“tidak
bisa mas, kalau tidak punya identitas tidak boleh naik kereta api”
Lalu aku mengabari kepada seniorku
bahwa orang yang tidak mempunyai identitas tidak boleh naik Kereta api. Akhirnya
diapun menyerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Amal Sholih, Jangan Lupa Meninggalkan Pesan ^_^